Medan, kedantv,com - Sejumlah mahasiswa di Kota Medan melakukan Kongsi: "Kongko dan Diskusi" tentang Persatuan Nasional yang belakangan banyak dibicarakan berbagai kalangan pasca pertemuan aktivis pro demokrasi Budiman Sudjatmiko dengan Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Kongko dan diskusi santai yang mengambil tema "Prabowo dan Budiman Dimata Milenial Medan" ini diinisiasi oleh Mahasiswa Persatuan Nasional Sumut, dan digelar di Angkringan Kesawan Square, Jalan Kesawan Medan, pada Sabtu malam (12/8/2023).
Hadir dalam kongko dan diskusi ini sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Kota Medan, diantaranya USU, Unimed, UINSU dan UMA, dengan pemantik diskusi Akhsanul Hidayat (Ketua Mahasiswa Persatuan Nasional) dan Tengku Ibrahim Bazhier (Ketua Silaturrahmi Mahasiswa Sumut).
Dalam diskusi ini, Akhsanul Hidayat menyampaikan, pertemuam antara Budiman Sudjatmiko dengan Prabowo Subianto sebagai dua tokoh yang dulunya saling berseberangan, merupakan langkah yang sangat baik, menampilkan etika politik tak saling dendam dan memiliki pesan untuk persatuan nasional.
"Demi tugas negara dan tujuan yang lebih besar untuk kemandirian bangsa dan tercapainya Indonesia Emas 2045, Budiman dan Prabowo yang dulunya berlawan kemudian berkawan, melupakan masa lalu demi terciptanya persatuan dalam menghadapi suksesi kepemimpinan nasional yang akan datang," kata Akhsanul.
Ia menyebut bahwa persatuan nasional adalah harga mati yang tak bisa ditawar-tawar lagi, agar Indonesia bisa tetap utuh dan dapat menjadi negara besar ditengah tantangan dan persaingan global yang terjadi saat ini.
Akhsanul mengatakan, bangsa Indonesia jangan sampai terpecah belah oleh ujaran kebencian, politik identitas, berita-berita hoax dan lainnya yang kerap terjadi dalam proses suksesi kepemimpinan nasional, karena Itu akan sangat merugikan.
"Itu harus kita lawan dengan semangat persatuan nasional. Mahasiswa dan kaum milenial harus ada di garda terdepan mengobarkan semangat persatuan nasional ini, seperti yang dilakukan para pemuda dulu yang mendirikan Budi Utomo pada tahun 1908 dan lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928 sebagai ikrar pemuda untuk bersatu secara nasional dalam melawan penjajahan," terang Akhsanul Hidayat.
Dia juga mengatakan bahwa Prabowo yang juga penggagas gerakan persatuan nasional ini, adalah sosok calon pemimpin yang dianggap mampu untuk membawa kemandirian Indonesia, mampu melawan berbagai rongrongan dari bangsa asing demi kepentingan nasional.
"Mahasiswa harus bersikap, harus terlibat dalam gerakan persatuan nasional ini, karena mahasiswa adalah elemen penting bangsa ini. Kita harus memilih, ikut arus besar persatuan nasional untuk kebesaran dan kemandirian bangsa, atau tergilas dengan sejarah," tegas Akhsanul.
Sementara Tengku Ibrahim Bazhier selaku Ketua Silaturrahmi Mahasiswa Sumut mengatakan bahwa Prabowo Subianto yang merupakan Capres dari Partai Gerindra adalah sosok fighter (petarung). Meski ia pernah kalah berkali-kali namun ia tetap bertarung untuk dapat mengejawantahkan apa yang menjadi visi misinya untuk dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik.
"Prabowo Subianto adalah sosok yang raganya terlihat tua, tetapi selalu memiliki semangat dan jiwa muda. Ia memiliki pemahaman untuk mengelola Indonesia, mengelola berbagai potensi yang dimiliki untuk menjadi sumber kekuatan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan yang datang, baik dari dalam maupun dari luar," papar Ibrahim Bazhier.
"Prabowo saat ini kita anggap sebagai sosok calon pemimpin yang tepat untuk menathodai Indonesia 5 tahun kedepan. Ia merupakan sosok yang cakap dan kita yakini mampu melanjutkan program-program strategis nasional yang telah dicanangkan Jokowi dan mampu membawa Indonesia menjadi negara yang maju dan memiliki kemandirian secara ekonomi," tegasnya.
Sebagai mahasiswa yang memiliki semangat persatuan nasional, imbuh Ibrahim Bazhier, mereka siap menjadi agen atau relawan dalam menggalang kekuatan persatuan nasional di Sumut dari kalangan mahasiswa dan kaum milenial.
Penulis : Aris
Editor : Cut Riri
Posting Komentar untuk "Kongko Mahasiswa Medan Diskusikan Persatuan Nasional"